Sunday, June 19, 2011

Teruntuk Bapakku terkasih

Bapak Selamat Hari Ayah untukmu,

Meski kini kau sudah pensiun dan tak lagi menjadi tulang punggung keluarga, bagiku kau tetap pahlwan bagi keluarga.
Kau tetap kuhormati dan kuhargai sebagai kepala keluarga dalam tiap keputusanmu dan kata-katamu yang terkadang membuat kami ingin berontak. Karena caramu yang tak biasa.
Aku tahu masa-masa saat ini sulit bagimu, sehingga kau merasa tak berdaya dan tak berharga sebagai kepala keluarga sehingga ketika kau bicara yang keluar adalah kata-kata kasar dan penuh dengan amarah. Sehingga menimbulkan amarah di hati adik-adik dan mereka merasa tidak betah di rumah dan selalu berontak, sehingga itu membuatmu putus asa seperti tidak dihormati.
Aku tahu kesedihanmu dan kepedihanmu, inginku memelukmu dan mengatakan semua baik-baik saja dan kami tetap mengasihimu Pak.

Meski sedari kecil tak pernah sekalipun kami menerima uang dari tanganmu langsung atau bahkan mendapat hadiah darimu kala kami berulang tahun atau pujian di kala kami berprestasi. Bahkan ulang tahun kami pun tidak ada yang kau ingat. Berbeda dengan mama yang kasihnya terlihat sehingga kami lebih dekat dengannya.
Tapi aku tahu itu tidak mengurangi kasihmu pada kami dan kau punya cara tersendiri menunjukan kasihmu pada kami anak-anakmu. Karaktermu yang begitu keras, kaku dan cuek semua karena pengalaman hidupmu yang keras.
Aku sadar sampai aku dan abang bisa seperti ini semua berasal dari kerja keras dan keringat yang kau cucurkan serta doa-doamu.

Begitu melekat diingatanku ketika aku masih SMA dan waktu kuliah, betapa paniknya engkau ketika mendapat kabar aku sakit, dari kantor kau ngebut menyetir mobil tak peduli bahaya asal bisa sampai di rumah dan ketika sampai kau langsung menggendongku membawaku masuk ke mobil menuju rumah sakit. Dan sekarang ketika aku sudah bekerja, untuk pertama kalinya aku melihat kau meneteskan air mata yaitu ketika kau berdoa untuk kesembuhanku  dan ketika menghantarkan masuk ruang operasi.
Pemberianmu yang begitu berharga bagiku adalah didikan kerasmu yang membuatku bersyukur saat ini bahwa aku tidak menjadi gadis yang manja hanya karena aku putrimu satu-satunya.

Apapun dan bagaimanapun keadaanmu aku mengasihimu bapakku dan kau tetap akan selalu kuhormati dan  kuhargai sebagai pahlawan dalam keluarga. Selamat hari ayah..tersenyumlah bapak ^_^


By: Ririn Sihotang
19.06.2011

No comments:

Post a Comment