Wednesday, June 15, 2011

Perjalanan Rohani (Pencarian Keyakinan, Peneguhan Beban Dan Pemantapan Panggilan)

MASA PERSIAPAN
            Menghitung hari itulah yang kulakukan mendekati hari-hari keberangkatanku menuju perjalanan rohaniku. Pencarian keyakinan, peneguhan beban dan pemantapan panggilan. Tidak semudah dan semulus yang kubayangkan, keraguan dan ketakutan membayangi akan jauhnya perjalanan dan yang akan terjadi sebagai perwujudan impian. Rasanya aku pun tak siap dengan jawaban doaku, jika pada akhirnya sebagai hamba Tuhan penuh waktulah cara Tuhan memanggilku. Dalam hatipun terbersit kata..”Jangan ya Tuhan, aku ga siap!.”

            Namun sebelum aku pergi Tuhan memercayakan beberapa pelayanan kampus. Menariknya tema-tema yang dipercayakan adalah sama dengan pergumulan yang sudah dan sedang aku alami. Tema-tema itu adalah “Mengetahui Kehendak Allah”, “Allah beserta kita” dan “Aku berserah”. Aku percaya tidak ada yang kebetulan dalam rencana Tuhan. Mengetahui hal ini aku tersenyum karena seakan-akan Tuhan sedang menguatkan dan menghiburku lewat tema-tema itu, sehingga ketika mempersiapkan diri, firman-Nya meneguhkanku dan pengalaman rohani yang aku alami dapat menjadi berkat bagi jemaat. Sungguh aku berbahagia karena menjadi pribadi yang pertama-tama menikmati dan menghidupi firman-Nya ini.

            Firman dari Matius 1:38 yang menunjukan iman dan penyerahan diri Maria, menegur dan membawaku dalam tingkatan iman akan penyerahan diri utuh sepenuhnya kepada Allah Sang Pemilik hidup dan pelayananku, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu...”. Ya hidupku ini adalah menceritakan tentang Allah, tentang kehendakNya dan kemuliaanNya, bukan tentang diriku, kemauanku atau kesukaanku!.” Akupun belajar ketika kita berdoa kita pun harus siap menerima dan menjadi jawaban doa.

                Makin mantaplah aku bersiap diri melangkah pergi dengan penyerahan diri bulat kepada Allah. Diiringi dengan dukungan dan doa dari para sahabat makin menguatkan pijakan kakiku tuk melangkah. Terlebih lagi lewat dukungan mereka aku boleh mengalami Filipi 4:18 "Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu.., suatu persembahan yg harum, suatu korban yg disukai dan yang berkenan kepad Allah.". Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya!.


PERMULAAN PERJALANAN
            Perjalanan kumulai dari Jakarta menuju kota Bandung. Bermula dari kota ini aku melihat dan merasakan demonstrasi kasih Allah lewat kebaikan dan kemurahan hati seorang kakak yang menyambutku di istananya. Kemudian dari Bandung aku terbang dan lepas landas di Kota Medan.

            Hari yang sudah lama kuimpikan kini jadi kenyataan. Ah..betapa hati ini meluap dengan rasa syukur dan sukacita yang sangat besar kepada Tuhan. Aku berdoa dan bersyukur “akhirnya aku tiba ya Tuhan, di ibu kota dari propinsi dimana Engkau memberiku beban selama 3 tahun lebih ini.” dan nyanyian pujian B’rikanku Hati pun terlantunkan dari mulutku sekaligus menjadi doa permohonanku, kiranya Tuhan menerangi mata hati dan pikiranku sehingga apa yang menjadi isi hati Allah dapat aku tangkap dan kulakukan selama perjalanan rohaniku ini “ B’rikanku hati seperti hati-Mu yang penuh dengan belas kasihan. B’rikanku mata seperti mata-Mu, memandang tuaian di sekelilingku. B’rikanku hati-Mu tuk melakukan tugas-Mu, B’rikanku kaki-Mu melangkan dalam rencana-Mu...B’rikanku..B’rikanku..B’rikanku hati-Mu!”


BALIGE
            Setelah menikmati jamuan singkat dan keramahan dari teman-teman staf Perkantas Medan, bersegeralah diriku menuju ke Kota Balige. Meski lelah yang teramat sangat aku rasakan, karena harus menempuh perjalanan selama 8 ½ jam dari waktu yang seharusnya hanya 6 jam. Namun semua rasa lelah itu sekejap berganti dengan rasa sukacita, ketika akhirnya aku berjumpa dengan dia, sahabat doaku. Dengan senyuman khasnya dia menyambut dan menyapaku.

            Inilah pertemuan kami yang pertama. Sungguh indah persekutuan yang terjalin diantara kami. Beberapa hari di sana aku sungguh menyaksikan nyata hatinya yang melekat pada Tuhan, ketangguhan dan kekuatan ada pada dirinya. Terlebih hati yang setia mengasihi jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan untuk dilayani dan digembalakannya. Sehingga keramahan, kasih dan perhatian yang diberikannya selalu dikenang oleh tiap pribadi yang dilayani baik siswa, mahasiswa dan alumni atas dirinya. Meski mereka jauh tapi jalinan kasih mereka selalu terjaga.

            Di kota ini aku menikmati sukacita yang berlimpah, karena akhirnya aku melihat secara langsung kota yang selama ini aku doakan. Melihat dari dekat kota Balige, kota ini bukanlah kota kecil seperti yang ada dalam pikiranku. Balige bisa dikatakan kota yang cukup besar, maju dan berkembang luar biasa. Bukan hanya kotanya saja yang maju namun kulihat pemikiran masyarakatnya pun sudah maju. Kota ini memiliki sekolah dan kampus yang secara intelektual sangat unggul. Mata pencaharian penduduk kota ini juga berwarna, ada yang sebagai PNS, guru, pedagang maupun petani. Kerohanian masyarakatnya pun selintas cukup baik dan sebagian besar masyarakatnya beragama Kristen. Meskipun di kota terdekat dengan Balige yakni daerah Laguboti masyarakatnya masih memegang kepercayaan Parmalim.

            Ketika berkesempatan beribadah dan merayakan Jumat Agung di kota ini, kusaksikan banyaknya jemaat yang memenuhi bangku-bangku gereja HKBP Balige sampai penuh sesak. Kesempatan berharga lainnya aku alami ketika mengunjungi museum batak di TB Silalahi Center, museum yang berkisah tentang masyarakat batak dan kepercayaan yang dianut pada zaman dahulu sebelum kekristenan hadir membawa perubahan.

            Menyaksikan dan berinteraksi dengan masyarakat serta adik-adik siswa, mahasiswa dan alumni di kota ini diam-diam semua itu telah membuat hatiku bergetar. Sungguh, aku jatuh cinta dengan kota ini ^_^.


SIANTAR
            Meskipun singgah di kota ini sebenarnya dalam rangka melanjutkan perjalananku ke Rantauprapat, namun tak kusia-siakan kesempatan 2 jam untuk menyaksikan dengan dekat keadaan kota ini, dengan seorang adik yang menemaniku. Aku melihat kota ini sangat maju dengan perdagangannya. Di kota ini kita dapat melihat hal yang sangat kontras terjadi antara satu toko yang menjual produk yang sama. Satu toko penuh sesak dengan pengunjung, sedang toko lainnya sangat sepi, para pelayannya hanya bisa melamun dan memandangi kapan toko mereka seperti toko yang ramai dan laris itu.

            Kota ini pun penuh dengan keberagaman etnis dan agama. Sungguh menarik dan dalam hati aku berdoa kiranya injil terus menyentuh kehidupan masyarakat di kota ini dan Tuhan terus menjaga pertumbuhan iman dan kerohanian kekristenan di kota ini.


RANTAUPRAPAT
            Waktu 5½ jam yang kutempuh dalam perjalananku, adalah saat-saat yang menyenangkan namun berat. Menyenangkan karena selama perjalanan aku bisa berinteraksi serta berbagi kasih dan nilai dengan seorang penumpang dan bapak supir. Berat karena ada perasaan yang bercampur aduk di dalam hati. Namun akhirnya perjalanan panjang yang menggelisahkan perasaan ini sirna karena senyum, sapa dan tawa sahabatku dalam menyambutku. Rasa kuatir, takut dan canggung itu lenyap seketika.

            Aku begitu menikmati banyak kebaikan Tuhan di tempat ini lewat keramahan dan kasih yang diberikan sahabat, abang, kakak dan adik-adik serta interaksi yang terjadi diantara kami. Keramahan yang melebihi harapanku, keramahan yang melebihi apa yang sanggup aku pikirkan..

            Memasuki kota ini kita akan disambut dengan hamparan luas perkebunan sawit. Sepintas memang indah mata kita disajikan dengan pemandangan hijau yang menghampar. Namun keindahan ini jugalah yang membuat tanah-tanah kota ini dan kota terdekatnya menjadi kering dan suhu kota menjadi sangat panas. Sehingga wisata air terjun dan sungai sangat digemari disini.

            Kota Rantau tidak begitu luas, kemanapun kita pergi pasti tempat yang sama akan kita lalui berkali-kali. Namun kota ini cukup maju dan berkembang dengan perdagangannya dan usaha finance menjamur di kota ini. Meskipun amat disayangkan kemajuan kota ini tidak diiringi dengan kemajuan pola pikir penduduk asli setempat yang pemalas dan sombong. Pendidikan yang tinggi bagi mereka itu nomor dua. Universitas yang ada pun tidak mengkondisikan mahasiswanya untuk maju, berkompetensi dan berprestasi. Realita kehidupan kota besar yang konsumtif, pergaulan bebas dan narkoba pun nyata terjadi di kota ini. Agamapun beragam ada Kristen, Islam dan Budha. Bahkan bisa dikatakan sedikit sekali presentasi masyarakat yang beragama Kristen di kota ini.

            Ditengah kondisi demikian, Tuhan tetap memberikan penghiburan-Nya. Aku melihat Tuhan bekerja dengan luar biasa, Ia menghadirkan hamba-hambaNya dan anak-anakNya yang setia untuk hidup, bekerja dan melayani dengan penuh kasih, pengabdian dan kesungguhan bagi Tuhan di kota ini serta bagi jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan. Pelayanan yang berkembang, buah yang manis dari pelayanan siswa, mahasiswa dan alumni. Semua Tuhan anugerahkan dan kerjakan dalam dan melalui kegigihan, kesetiaan serta ketaatan dari sebuah hati yang sungguh-sungguh memberi diri melayani dan memuliakan Dia, kulihat itu pada hati sahabatku!.

”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu sahabatku. Teruslah berjuang dan tetaplah setia memberi hidup bagi Dia yang hidup!. Sungguh kepunyaan Dia-lah pelayanan ini, Ia akan menunjukan cara dan kehendak-Nya atas rencana mulia-Nya bagimu.”


MEDAN
            Kota Medan menjadi kota pertama dan kota terakhirku singgah, sebelum aku harus kembali ke Jakarta melalui kota Bandung. Meski hanya 1 hari ada di tempat ini, namun aku bersyukur bisa menjalani beberapa tempat di kota yang besar, luas dan maju ini. Istana Maimun, Mesjid Raya dan tak ketinggalan kampus USU aku jajaki bersama sahabat-sahabatku.

            Kota Besar ini memiliki beberapa kampus besar yang kuat yaitu USU, UNIMED, Univ.Methodist Indonesia dan Univ.Darma Agung. Dalam hal pendidikan mereka unggul, apalagi kerohanian (pembinaan iman) juga sangat baik. Akupun menyaksikan dan berjumpa langsung dengan beberapa alumni yang sangat berkualitas dari kampus-kampus besar ini, mereka adalah anak Tuhan yang sungguh-sungguh. Kubayangkan jika beberapa alumni/a dari kampus-kampus ini benar-benar menjalankan fungsinya sebagai garam dan terang, membangun daerah dan senantiasa memajukan injil. Sungguh tak terbayangkan, kota yang maju pesat ini dibawa kepada Kristus, percaya dan hidup memuliakan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.


AKHIR YANG AKAN MENJADI PERMULAAN
            Seminggu aku melakukan perjalanan rohani ke beberapa kota di Sumatera Utara, aku sungguh mengalami Allah mendemonstrasikan kuasa dan kasihNya yang melimpah-limpah. Ia memberikan kekuatan, Ia menolong dan menjagaku. Ia Allah Tuhan penyelamat dan penghiburku. Ia juga yang memimpinku dan menjaga hatiku sedimikian rupa. Ia mengajarku untuk tidak berharap kepada manusia tapi hanya kepada Dia. Ia pengawalku dan penjagaku tak akan pernah terlelap. Ia setia, besar dan berkuasa!.

            Aku bersyukur, Sumatera Utara tetap menjadi beban panggilanku selanjutnya untuk bermisi dan berkarya bagi Dia. Meskipun ketika diperhadapkan oleh keadaan dan realita yang ada, justru makin membuatku bingung strategi apa yang tepat sebagai profesiku nanti. Tetaplah dukung aku di dalam doa sahabat-sahabatku.

            Kesan yang ditorehkan / ditinggalkan begitu dalam dan menjadi kenangan indah bagiku. Namun aku sadar bahwa pekerjaan dan pelayananku di Jakarta telah menanti dan harus diselesaikan. Aku harus pulang dahulu sambil mempersiapkan diri dan menanti waktunya kembali ke sana.. ke Sumatera Utara untuk selama-lamanya. Karena perjalanan rohani ini bukanlah akhirnya tapi akan menjadi permulaan yang baik bagiku. Amin ^_^



Ririn Sihotang
01 Mei 2011

No comments:

Post a Comment