Wednesday, June 15, 2011

Perjalanan Rohaniku Mengalami Allah Berkarya Dalam Hidup

Menderita suatu penyakit tertentu pastilah kita semua sepakat bahwa hal itu tidaklah mengenakkan dan tidak mudah. Terlebih jika harus menanggungnya selama bertahun-tahun. Masa-masa sulit itu tidak pernah tidak kulewati dengan  terus mengkonsumsi obat-obatan yang mahal setiap harinya. Kesakitan yang sering membuat perutku keram seperti sedang diremas-remas, panas sampai nafas tercekak, kembung, mual dan muntah, bahkan terkadang kehilangan selera makan dan demam tinggi jika kelelahan. Aku pun juga harus mengalami kesedihan kehilangan orang terdekat.

Melewati masa-masa itu, begitu berat. Di pikiranku 1 tahun lamanya bersemayam penuh tanda tanya, kesedihan, amarah dan putus asa. Mengapa Tuhan?.. Kenapa harus aku?.. Apakah ini hukuman-Mu bagiku?..Dimanakah kuasa dan keadilan-Mu Tuhan?.

Namun pada satu titik kesadaran. Kasih-Nya menarikku, Ia menundukkan hati dan amarahku. Aku menerima dan terbuka terhadap sakit dan penderitaan yang Tuhan izinkan aku alami. Bukan karena Dia tidak mengasihiku. Dia sungguh mengasihiku!, kasih-Nya yang besar dilimpahkan-Nya bahkan sampai tak tersisa lewat kematian-Nya di kayu salib. Bukan pula karena Ia Allah yang tidak baik. Tidak!, Dia terlalu baik untuk melakukan yang tidak baik. Semua yang Dia perbuat dan terjadi dalam hidupku semua baik. Juga bukan karena Ia tidak lagi dapat melakukan mujizat-Nya. Tidak!, sebab Ia tetaplah Allah yang berkuasa dan berdaulat sepenuh-penuhnya. Kuasa-Nya sempurna dahulu, sekarang dan selama-lamanya!.

Dalam banyak hal kita tidak berkuasa atas keadaan kita. Kita juga tidak mempunyai pemahaman yang tepat terhadap situasi-situasi hidup kita karena kita terbatas, dan tidak mahatahu. Allah tidaklah demikian, Ia Mahatahu dan berkuasa untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan-Nya. Ia bertindak seluruhnya dari kerelaan-Nya sendiri, tidak ada yang bisa mengatur dan memberi perintah kepada-Nya.

Terlalu mudah bagi Allah untuk mengadakan mujizat kesembuhan-Nya bagiku. Namun dalam dan melalui sakit dan penderitaan ini, Allah mau menyatakan pekerjaan-Nya maupun kemuliaan-Nya serta menjadikannya alat Allah memperlengkapiku, untuk melakukan pekerjaan-Nya yang dipercayakan-Nya kepadaku.

Hal ini menjadi bagian penting yang kusebut sebagai perjalanan rohaniku yakni ketika aku sampai kepada titik kesadaran dimana aku harus melepaskan konsep yang sangat terbatas tentang Allah, yang menghalangi diriku menikmati kehadiran dan karya-Nya. Hanya ketika aku membuang pengkotakan atau pembatasan yang selama ini aku pakai sebagai pemahamanku akan kebaikan Tuhan. Berkat Tuhan telah kudapat dan itu berarti aku juga mendapatkan diri Tuhan itu sendiri.

Ketika aku membuka diri terhadap kedaulatan-Nya, menyerahkan seluruh keadaaan, keinginan dan diri ke dalam tangan-Nya. Aku membiarkan Allah leluasa berkarya menurut jalan dan waktu-Nya, maka pada saat itulah aku mulai merasakan kehadiran-Nya dan memuji-Nya. Aku mengalami kesempatan Ia menguatkan akar-akar rohaniku untuk terus bertumbuh. Ia mengajarku memandang menurut sudut pandang Allah. Ia membentukku.

Aku sependapat dengan pemikiran Pdt.Yohan Candawasa yang menuliskan dalam bukunya Mendapatkan-Mu dalam kehilanganku, demikian; ”Janganlah [kita] sekali-kali menilai keadaan berdasarkan cara pandang kita sendiri serta apa akibat yang akan ditimbulkannya bagi kita. Kita seharusnya berpikir bagaimana Allah melihat situasi itu. Apa yang Ia akan capai melalui itu dalam hidup kita. Hanya cara Tuhan melihat situasi itulah yang sah dan benar. Maka dari pada fokus pada diri sendiri, marilah kita fokuskan pandangan kita kepada-Nya, membiarkan-Nya memimpin dan mengarahkan hidup kita.”

Hidup ini adalah cerita tentang Allah!. Perbuatan-Nya yang besar dan ajaib, kasih-Nya yang berlimpah dan kedaulatan-Nya yang sempurna. Biarlah hidup kita selamanya menceritakan perbuatan tangan Tuhan dan kemuliaan-Nya. Amin



By: Ririn Sihotang
16.05.2011

No comments:

Post a Comment