Tuesday, July 30, 2013

PULAU SAMOSIR DAN DANAU TOBA


Saat matahari semakin tinggi menaiki singgasananya, kayu tua berwarna-warni berjalan membawaku menyebrang mendekat pada ciptaan-Mu Pulau Samosir dan Danau Toba. Terang matahari berkemilau menambah cerah pesona dari paras indahmu. Aku melayangkan luas pandanganku pada Pulau Samosir dan Danau Toba maha karya menakjubkan yang kau tempatkan. Keduanya tercipta dalam campuran warna teduh, tenang menyejukkan pandang. Dilukis dengan sapuan kuas halus nan ajaib. Kehalusan yang tergambar kontras dari penghuninya..


Sebagai insan ciptaanmu aku merasakan suatu perasaan yang tak terelakkan. Hatiku takluk dan sepakat dengan semesta raya, aku takjub dan terpesona. Engkau merengkuh samudera raya dan cakrawala, dunia ada dalam genggaman-Mu. Semua tersusun rapih di tiap sudut atau tempatnya. Oleh-Mu Kau tempatkan di sana dengan maksud dan aku bersama jiwaku bernyanyi sepenggal bait kidung pujian “Sungguh besar Kau Allah-ku.”


Langit masih menjaga rahasianya dan dunia bukanlah sesuatu yang pandai bercerita sehingga pesonamu masih tersembunyi. Andai penghunimu membawa kekayaan pulau dan danau ini ke luar menghadapi kebaharuan.. sepenggal harap terselip dalam bisik doaku.


Parapat, 19 November 2012


CINTA TAK BERBALAS DARI KALIAN



Cinta tak berbalas itulah yang kurasakan dengan kalian. Betapa cinta ini kubuktikan dengan pengorbananku. Aku rela terpisah dengan keluargaku dan pelayanan yang membesarkanku hanya bagi kalian aku mau setia. Namun cinta dan ketulusan ini kalian gugat dengan penolakan demi penolakan dan ketidakpercayaan. Kesetiaanku kalian ragukan dengan menganggap aku sedang membandingkan kalian dengan yang lain. Tidak.. Justru aku ingin memberi yang terbaik bagi kalian dari apa yang kupunya dan kutahu.


Kuulurkan tanganku ini genggamlah, namun berkali-kali kalian hempaskan dan akhirnya kita berjalan sendiri-sendiri. Kalian mempertahankan egomu sehingga sulit menerima dan menyukaiku. Aku sangat rindu kalian melangkah bersamaku dan dalam perjalanan yang berliku yang akan kita lalui kita saling menjaga, menyemangati dan menopang bahkan menangis bersama ketika tak sanggup lagi mendaki. Yang penting kita tetap bersama dan saling percaya.


Aku tak tahu lagi harus bagaimana, sudah habis kataku meyakinkan kalian, hampir tak berdaya aku mempertahankan rasa cinta ini. Kering sudah air mata ini jatuh dalam tiap doaku. Maafkan jika kalian terluka akan cinta yang kuberi, namun perlu kalian tahu sesungguhnya akulah yang lebih terluka karena terlalu mencintaimu.


Namun aku bersyukur mencintai kalian adalah anugerah bagiku, aku belajar arti cinta sejati dan makna pengorbanan dari kasih sejati dari Sang Pemberi Cinta Sejati. Semua bukan sekedar teori namun kasih ini sudah kubuktikan dan bersedia kalian adu. Sampai hari ini aku tetap bertahan mencintai karena aku tahu Sang Pemberi Cinta sejati mau aku terus mencintaimu dan tidak menyerah, karena Ia pun terus mencintaiku sampai hari ini dan tidak pernah menyerah padaku.


Tinggal sebentar lagi aku ada disini bersama-sama kalian, adakah hati kalian berubah??.. Janganlah biarkan hatimu mengeras dan selalu merasa benar tidak ada yang salah sampai kepergianku. Aku terus berharap kelak suatu saat nanti akan kalian sadari rasa cinta ini dan cinta ini menghasilkan buah yang nyata dan cinta kalian akan bertumbuh. Tidak padaku.. tapi kepada Sang Pemberi Cinta Sejati, karena aku hanyalah pembawa pesan cinta sejati-Nya.



Tebing Tinggi, 20 Mei 2013

Ririn Sihotang

“Nantikanlah Tuhan!...Sekali Lagi Kusuarakan."


Tuhan.. sekali lagi kusuarakan memanggil-Mu
Seperti seorang tersangka aku di dakwa oleh pengadilan palsu
Dalam ketidakadilan mereka mencabik hati dan harga diri
Jadilah hakim bagi kami dan biarlah keadilan-Mu dinyatakan di bumi

Masa-masa kesakitanku yang Kau izinkan, Engkau memperhatikan-Nya
Dari tempat yang Maha Tinggi Engkau akan bertindak pada waktu yang tepat
Selubung awan hitam ‘kan menjadi benderang karena terang kebenaran-Mu
Orang-orang yang hidup dalam kebenaran akan hidup karena kasih setia-Mu

“Nantikanlah Tuhan” kata jiwaku, tidak akan selamanya orang benar itu goyah
Tuhan ‘kan memulihkan hati yang remuk, merawat luka jiwamu
Kakimu yang goyah ditopangnya, semangat yang padam dikobarkan-Nya
Hadapi dunia dengan berdiri teguh menantang hari dalam janji penyertaan-Mu


Tebing Tinggi,0 1 November 2012


By: Ririn Sihotang